Minggu, 22 Juni 2014

JJ EROPA BARAT : Meninggalkan London, Menuju Paris



Menunggu bis depan hotel
Holiday Inn Express
Pagi 24 Agustus 2013. Bangun jam 6 pagi, mandi, ganti pakaian lalu keluar kamar hotel sambil membawa koper  dan ransel untuk check out ke resepsionis di lantai 1. Resepsionis dengan ramah melayani saya check out dan mempersilahkan untuk sarapan. Setelah semua urusan administrasi check out selesai, sambil membawa koper dan ransel, saya berjalan menuju ruang makan yang masih sepi sehingga saya memilih menempati meja di samping jendela agar bisa mengamati suasana di luar hotel, termasuk  ke jalan raya depan hotel. Awan ringan menutup langit London mengiringi sinar matahari yang sepertinya tersenyum malu karena masih sangat pagi. Saya memulai sarapan dengan yogurt dan jus jeruk terlebih dahulu lalu beranjak ke makanan utama berupa roti lapis keju dan daging, kacang merah rebus dan telur orak arik rebus. Makanan utama disusul makan penutup berupa jeruk dan segelas susu segar. Saya tak lupa mengantongi 1 jeruk dan 1 apel sebagai bekal dalam perjalanan London-Paris. 

Selesai sarapan jam 6.45 pagi, saya lalu beranjak ke luar hotel membawa serta koper dan ransel berisi kamera, copy paspor serta buah-buahan. Saat keluar ke halaman, saya melihat 6 orang bercakap-cakap dalam bahasa Inggris namun berwajah asia. Hanya 1 laki-laki berwajah dan berpostur Eropa. Saya berjalan menghampiri mereka. Seorang perempuan menyapa terlebih dahulu dalam bahasa Indonesia sehingga kami lalu berkenalan dan melanjutkan percakapan dalam bahasa Melayu dan Inggris, karena perempuan tersebut berasal dari Malaysia. Zainab namanya yang mengikuti tour bersama seorang temannya bersama Hanni.  Selain kedua teman baru saya yang berasal dari Malaysia, dalam rombongan tersebut juga ada seorang ibu dan anak dari Singapura dan sepasang suami istri dari London (suami orang Inggris, sedangkan istri berasal dari Philipina). Rombongan kami  menunggu bis yang akan menjemput di hotel ini sebagai titik pertemuan kedua. Dalam berbagai komunikasi dengan agen tour maupun di website www.expatexplore.com tertulis bahwa tempat penjemputan di London terdapat di 2 titik, salah satunya adalah di hotel Holiday Inn Express di Greenwich - yang kemudian ternyata sangat aksesibel menggunakan bus maupun kereta bawah tanah / tube. Matahari bersinar terang sehingga kami ngobrol sambil saya duduk di atas sebuah batu di lokasi tersebut sekalian berjemur guna mengurangi hawa dingin yang sangat menggigit kulit.

Bis yang digunakan saya dalam tour London - Amsterdam
7.15 pagi, bis tour yang ditunggu tiba. Kami dihampiri seorang perempuan Eropa memakai t-shirt hitam, celana panjang warna khaki dan sepatu kets yang lalu menyapa "hai" sambil tersenyum memperkenalkan dirinya sebagai penjemput untuk tour. Dia kemudian memanggil nama kami satu demi satu dan mempersilahkan kami menaiki bis. Saat saya memasuki bis, ternyata telah ada beberapa anggota rombongan yang mungkin naik dari titik penjemputan pertama. Beberapa orang berwajah Eropa dan beberapa lain berwajah Asia. Setelah semua naik, bis pun perlahan bergerak meninggalkan hotel. Di atas bis yang berjalan keluar kota London,  pimpinan tour atau tour leader mulai cuap-cuap menggunakan microphone yang tersedia di bis. Dia memperkenalkan dirinya bernama Lenka berasal dari Slovakia yang telah bekerja di perusahaan tour tersebut selama lebih dari 5 tahun. Lengka adalah tour leader yang akan menyertai seluruh perjalanan rombongan dari London hari ini hingga kembali lagi ke kota tersebut 2 minggu yang akan datang sebagai akhir dari perjalanan  tour tersebut. Sebelum bergabung dengan Expatexplorer, Lenka telah pengalaman kerja di Dubai dan Bangladesh. Setelah secara singkat memperkenalkan dirinya, Lenka lalu memperkenalkan sopir bis - bernama Carl dari Belanda yang bertindak sebagai asisten Lenka, termasuk mengurus bagasi rombongan saat bis tiba di hotel-hotel di kota-kota yang dikunjungi. Setelah itu, Lenka lalu mengarahkan para anggota rombongan untuk memperkenalkan dirinya masing-masing, termasuk negara asal, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina (semua anggota tour dari Philipina bekerja dan tinggal di negara lain, yakni di Inggris, Kanada dan Dubai), Thailand (5 orang mahasiswa yang sedang studi di Inggris) Australia (6 pasangan suami-istri), Irlandia, Srilanka. Saat kami tiba di Paris sore harinya bergabung anggota rombongan lainnya yang berasal dari Venesuela dan Mesir.

Setelah acara perkenalan selesai, tour leader menginformasikan berbagai fasilitas, termasuk toilet (yang hanya digunakan saat benar-benar darurat saja), sampah dan juga fasilitas hiburan. Setelah itu, masing-masing anggota rombongan menerima 1 tas punggung kain berwarna merah bertulisan expatexplorer. Dalam tas tersebut terdapat berbagai informasi terkait perjalanan - yang sebenarnya telah saya terima melalui email saat, termasuk hotel di kota-kota yang akan dikunjungi, notes, balpoin, penyanggah leher yang ditiup saat akan digunakan atau dikempiskan dan dilipat saat tidak digunakan, mantel hujan dari plastik tipis yang terbungkus dalam pembungkus berbentuk bola warna merah sebesar 1 genggaman tangan orang dewasa, 1 bungkus coklat dan 1 bungkus biskuit. Informasi lain adalah bahwa sopir bis harus selalu mengambil istrahat setiap 2,5 atau 3 jam maksimum perjalanan yang merupakan standar aturan bagi para sopir bis di Eropa. Waktu istrahat bagi sopir sekaligus waktu istrahat bagi rombongan untuk ke toilet atau sekedar keluar dari bis guna menghirup udara segar dan meluruskan badan di tempat-tempat istrahat - semacam tempat singgah istrahat di sepanjang jalan tol Jakarta - Bogor atau Jakarta-Bandung. Tempat-tempat istrahat tersebut merupakan semacam one stop service yang menyediakan berbagai barang seperti souvenir, wine, coklat serta  minuman dan makanan. Waktu istrahat hanya 15 menit, untuk itu bagi yang terlambat kembali ke bis akan dikenai hukuman berupa menyanyi di depan bis. Tour leader juga menginformasikan adanya 2 rute dan penyeberangan ke Prancis, yakni menggunakan ferry atau kereta. Untuk perjalanan kami pagi ini, penyeberangan ke Prancis akan menggunakan kereta - tidak menggunakan kapal ferry dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu. Untuk perjalan balik baru akan menggunakan ferry. Oleh karena saya telah memutuskan untuk memisahkan diri di Belanda, maka tentunya saya tidak bisa menikmati perjalanan balik ke London menggunakan ferry yang akan ditempuh dalam waktu sekitar 90 menit tersebut.

Tiada terasa, bis telah tiba diperbatasan Inggris dan Prancis. Tour leader lalu turun menemui para petugas imigrasi - yang tidak melakukan pemeriksaan ke atas bis. Mereka hanya bercakap-cakap dengan tour leader di pos pemeriksaan sambil memeriksa dokumen yang diserahkan tour leader. Saya yang berharap mendapatkan cap Perancis di passport harus kecewa karena para petugas tidak melakukan prosedur pemeriksaan dan juga validasi visa dan passport. Namun tidak apa karena perjalanan lancar-lancar saja. Tidak sampai 5 menit di pos pemeriksaan, bis telah maju menuju wilayah Perancis. Setelah tiba di wilayah Perancis,
Tugu Perbatasan Inggris - Perancis
bis berhenti di tempat peristrahatan di perbatasan dalam wilayah Perancis - memberikan kesempatan kepada semua anggota rombongan, termasuk sopir dan tour leader untuk beristrihat selama 15 menit. Bagi anggota rombongan yang ingin menukar Poundsterling-nya ke Euro dapat dilakukan di money changer yang tersedia di tempat tersebut. Saya seperti anggota rombongan lainnya menggunakan waktu istrahat tersebut untuk ke toilet, membeli makanan kecil dan air minum serta menukar semua Poundsterling tersisa ke Euro - namun tidak bisa semuanya ditukar, masih tersisa beberapa sen. Setelah itu, saya lalu cepat-cepat kembali ke bis. Beberapa anggota rombongan telah juga kembali ke bis menunggu anggota rombongan lainnya sambil bercakap-cakap dan berjemur di sekitar bis. Saya lalu bergabung sekalian mengambil beberapa foto di kawasan tersebut.

Tepat 15 menit waktu istrahat selesai, semua anggota rombongan telah berada dalam bis. Tour leader kemudian berjalan dari depan ke belakang menghitung anggota rombongan - lalu memberikan kode ke sopir untuk menjalankan bis saat hitungan menunjukan semua anggota rombongan telah berada dalam bis. Sambil bis berjalan, tour leader berdiri dan menceritakan sejarah Perancis serta hubungan antara kedua negara, Inggris dan Perancis. Kami juga diinformasikan tentang rute ke Paris akan melalui terowongan bawah laut menggunakan kereta khusus bagi kendaraan - dimana saat bis kami telah berada di dalam kereta, maka AC bis akan dimatikan - karena merupakan suatu peraturan. Untuk itu rombongan diminta pengertiannya. Bis akan berada dalam kereta yang melalui terowongan bawah laut tersebut selama 45 menit. Pada saat itu, anggota rombongan dapat keluar dan berjalan-jalan di atas kereta. Namun, selama perjalanan dalam terowongan, semua anggota
Prasasti di Tugu Perbatasan Inggris-Perancis
rombongan memilih tetap berada dalam bis - menonton film di layar TV dalam bis atau bercakap-cakap satu sama lain bahkan ada yang membaca ataupun tidur. Singkat cerita, waktu 45 menit hampir lewat saat saya melihat daratan dari dalam bis yang beriringan keluar dari kereta bersama dengan kendaraan. Bis yang saya tumpangi selama tour telah tiba di daratan Perancis di Benua Eropa.

Sekitar 2,5 jam dari tempat istrahat di perbatasan Inggris-Perancis, bis lalu berhenti di suatu tempat peristrahatan guna makan siang bagi semua penumpang, termasuk sopir. Waktu istrahat makan siang lebih lama, yakni 30 menit dibanding waktu istrahat untuk ke toilet atau sekedar menghirup udara di luar bis, yakni hanya 15 menit saja. Makan siang dilakukan di restoran bergaya prasmanan sehingga pengunjung memilih dan mengambil sendiri jenis makanan dan minumannya lalu antri ke kasir, bayar kemudian memilih meja dan kursi untuk makan. Pembayaran dapat dilakukan dengan kartu debit atau kredit atau cash. Saya memilih menggunakan kartu kredit sehingga uang cash saya bisa disimpan bagi kebutuhan lain yang harus dibayar menggunakan cash. Selesai makan, peralatan makan saya membereskan peralatan makan minum saya lalu menaruhnya ke  tempat piring dan gelas kotor yang tersedia - pengunjung lain juga melakukan hal yang sama. Hanya ada 2 pelayan perempuan berseragam yang lalu lalang mendorong troli tempat peralatan makan minum yang telah kotor tersebut ke tempat cuci. Karena itu masing-masing mengunjung mengurus dirinya sendiri sejak memilih makanan dan minuman, membayarnya di kasir, memilih meja serta membereskan peralatan kotor setelah selesai makan.

1 jam sebelum tiba di Paris, tour leader membagikan peta kota Paris, termasuk rute kereta dalam kota (Metro) dan mulai cuap-cuap menginformasikan berbagai hal tentang Perancis dan Paris, termasuk sejarah perkebangan kota, tempat-tempat kunjungan, tempat belanja murah dan mahal, tips dan triks menghadapi para kriminal di tempat-tempat wisata yang menjadikan para turis sebagai sasaran mereka, dll. Sore hari sekitar jam 4, kami tiba di hotel Forest Hill Paris la Villette yang terletak di pinggiran kota Paris namun sangat aksesibel menggunakan Metro  (seperti comuterline di Jakarta) yang menjangkau seluruh kota Paris. Tour leader juga menawarkan 2 tempat kunjungan yang diorganisir oleh tour
suasana dalam kereta penyeberangan Inggris - Perancis
tersebut dengan tambahan biaya tiket, selain tour sendiri oleh masing-masing anggota rombongan, yakni melihat Paris dari ketinggian di gedung Montparnasse dan menyusuri sungai Seine menggunakan kapal. Beberapa orang, termasuk saya memilih tour ke puncak gedung Montparnasse (katanya gedung tertinggi di Paris) untuk melihat kota Paris dari ketinggian (seperti melihat kota Jakarta dari puncak Monas) dan juga tour menggunakan kapal melintasi sungai Seine. Namun, ada juga anggota rombongan yang memilih mengorganisir sendiri perjalanannya. Anggota rombongan yang memilih tempat wisata yang sama lalu bergabung untuk mendiskusikan dan menyepakati pengaturan perjalanan bersama-sama untuk saling membantu satu sama lain. Untuk itu, waktu perjalanan bersama perlu disepakati sehingga tidak saling menunggu. Semua anggota rombongan saya yang akan ke tempat wisata yang sama berjanji untuk bertemu kembali di lobby hotel saat malam pertama untuk mengatur jadwal perjalanan tersebut.

Hotel Forest Hill Paris la Villette terletak di 28Ter Avenue Corentin Coriou Paris (www.foresthill-hotels.com). Harga 1 kamar per malam berkisar 1,7 - 3,5 juta tergantung peak atau low season saat kunjungan. Di pertengahan hingga akhir bulan Agustus, harga per malam ada di kisaran 1,7 juta per malam. Hotel terletak di pinggir jalan berhadapan dengan jejeran restoran "murah meriah" di seberangnya sehingga memudahkan orang-orang yang nginap untuk mencari makan di luar hotel. Di sebelah kiri hotel ada satu taman yang sangat luas tempat orang-orang berkumpul memainkan dan menonton pertunjukan musik jazz. Sebelah kanannya adalah perempatan yang tidak terlalu ramai. Sekitar 50 - 75 meter dari perempatan tersebut terletak stasiun Metro
Perbatasan Inggris - Prancis 
- yang memudahkan akses saya dan anggota rombongan pergi dan balik ke hotel dari tempat-tempat wisata di Paris dan sekitarnya.

Kemudahan mengikuti tour seperti ini adalah bis menurunkan saya di depan hotel lalu tour leader yang mengurus check in dan kunci-kunci kamar. Sekitar 5 menit turun dari bis, masing-masing anggota rombongan mendapatkan kunci kamarnya - yakni twin shared beds (2 tempat tidur per kamar). Guna mempercepat waktu masuk ke kamar masing-masing sehingga waktu istirahat lebih panjang, maka para anggota rombongan sepakat penggunaan lift per lantai bagi anggota rombongan yang menginap di kamar-kamar pada lantai yang sama - cara ini digunakan oleh rombongan di setiap kota yang dikunjungi.  Rombongan diberikan waktu 1 jam untuk beristrahat, mandi, ganti serta mempersiapkan diri untuk tour di sore sampai dengan malam hari.

Bersambung ke KELILING PARIS, City of Love.

6 komentar:

  1. wah pengalaman menarik nih bisa naik bus antar negara hehe

    BalasHapus
  2. Iya. Bisnya sangat nyaman. Hanya emang ini bis khusus tour yg disebut coach. Karena saya mengunjungi 18 kota / desa di 8 negara, maka saya memilih menggunakan tour di Inggris yg berkeliling dari satu kota ke kota antar negara di Eropa Barat menggunakan bis.

    Terima kasih telah mampir di blog saya.

    Salam,
    Jo- Sang Penjelajah 🙏☺️

    BalasHapus
  3. berapa biaya utk Tour Keliling Eropa bang? tgl 14 Mei ini saya InsyaAllah traveling to UK dan europe, kasih info donk,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya bayar paket tournya sebesar 1200 poundsterlinh waktu itu. Paket tsb sudah termasuk hotel dan makan pagi serta malam

      Hapus
  4. Balasan
    1. Saya gunakan tour yg harganya udah paket sebesar 1200poundsterling waktu itu. Paket tersebut termasuk ongkos bis ke 8 negara, akokodasi dan juga makan pagi dan beberapa kali makan malam

      Hapus

JELAJAH INDONESIA. Pulau Rote & Ndana: Menjejaki Negeri Para Leluhur

1 perahu dari Pelabuhan Oeseli, Pulau Rote  Akhirnya, perahu nelayan milik Pak Ardin membawa kami mendekati tepi pantai Pulau Ndana. Tep...