Kamis, 20 Maret 2014

KELILING LONDON: The Tower of London dan Tower Bridge

Tulisan Kesepuluh


London Eye
Mendung masih menggayut lebat di langit Kota London saat bis city sight seeing yg saya tumpangi melaju perlahan meninggalkan halte pinggir sungai Thames. Saya memilih duduk di dek atas menikmati sore hari Kota London yang masih terang benderang. Sambil menikmati berbagai obyek di pinggir-pinggir jalan yang dilalui bis, saya berkhayal tentang Jakarta dan Indonesia. Di tanah air dalam waktu seperti sekarang di London, matahari mulai tersenyum malu tentunya yang secara perlahan akan memasuki peraduannya sekitar jam 6 sore. Tidak seperti di London, cahaya matahari baru akan pergi sekitar jam 8 malam digantikan kerlap-kerlip berbagai lampu di jalan maupun gedung-gedungnya. Walau demikian, berbagai obyek wisata telah menutup pintu bagi turis pada jam 5 sore atau paling lambat 5.30, dan biasanya rata-rata baru buka jam 9 atau 9.30 pagi, bahkan ada yang baru buka jam 10 pagi. Dengan rentang waktu tutup buka obyek-obyek wisata seperti itu, maka waktu kunjungan pun menjadi pendek. Tentu saja dari hitung-hitungan pemasukan, para pengelola obyek-obyek wisata tersebut lebih diuntungkan dibandingkan pelancong seperti saya. Bagi pelancong, waktu buka obyek wisata makin lama akan semakin baik, karena pelancong dapat menghabiskan waktu sebanyak mungkin ke obyek-obyek wisata yang dikunjunginya. Dengan jangka waktu buka yang terbatas, maka pelancong harus mengalokasikan lebih banyak hari di kota tertentu, seperti London agar bisa menikmati obyek-obyek wisata yang dibuka bagi pelancong.


Tower Bridge
Dari halte sungai Thames, bis berbelok ke kiri ke arah York street dimana London Eye terletak di
sebelah kiri jalan tersebut. Bis kemudian memasuki Waterloo street lalu menyeberangi sungai Thames dan Victoria embankment lalu menyusuri Fleet street melewati depant Royal Courts of Justice yang berdiri megah dalam arsitektur abad pertengahan berwarna coklat. Bis terus melaju melewati Katedral St. Paul lalu memasuki Cannon street lurus menuju The Monument kemudian belok kanan di pertigaan depan The Monument menyeberangi sungai Thames melalui London Bridge kemudian belok kiri memasuki Tooley street setelah itu belok kiri lagi mengarah ke Tower Bridge yang berdiri kokoh seperti menantang langit. Tower Bridge terdiri dari menara kembar yang dibangun di dalam sungai. Antar menara dihubungkan oleh dua jembatan, yakni satu jembatan yang letaknya sejajar jalan di sisi Utara dan Selatan sungai Thames, sedangkan satu lagi terletak di atas jembatan yang sejajar jalan.  Masing-masing menara dengan tepian sungai diperkokoh oleh tali-tali besi berwarna biru muda. Jembatan penghubung antar menara di bagian bawah dapat digerakan dan diangkat  untuk memberikan jalan bagi kapal-kapal yang akan lewat di jalur tersebut. Dalam sejarahnya, pembangunan Tower Bridge dimulai pada tanggal 22 April 1886 dan secara resmi selesai pada 30 Juni 1894 melalui suatu acara peresmian yang dilakukan oleh Pangeran Wales dan istrinya - kemudian menjadi Raja Edward VII. Arsitekturnya didesign oleh Horace Jones dan George D Stephenson.

Gerbang Masuk Keluar Pengunjung
Bis perlahan melaju meninggalkan Tower Bridge menuju pertigaan jalan yang menghubungkan Tooley street dan Upper Thames street melewati sisi belakang Tower of London. Saat tiba dipertigaan, bis belok kanan masuk kembali ke Upper Thames street. Saat  bis berhenti di halte Upper  Thames street tidak jauh dari pertigaan, saya pun melangkah turun karena akan mengunjungi Tower of London yang terletak di sebelah kiri saya atau belakang halte yang menghadap Upper Thames Street. Saya harus berjalan kaki sekitar 75 meter dari halte menuju gerbang masuk yang terletak di samping sungai Thames. Pengunjung lain telah mulai bergegas meninggalkan kawasan tersebut. Ada yang duduk selonjor menikmati udara sore. Saya bergegas menuju gerbang yang dijaga 2 petugas berseragam. Saya hanya menunjukan London Pass yang saya gantung di leher lalu petugas mempersilahkan saya untuk melewati gerbang sambil mengingatkan agar saya menaruh ransel di depan dada. Saat saya menunjukan ransel yang digembok, sambil tersenyum petugas tetap mengingatkan agar saya berhati-hati. Saya mengucapkan terima kasih lalu berjalan memasuki gerbang. Sebelum tiba di kompleks kastil Tower of London, saya harus berjalan melewati jalan yang dibuat diatas semacam parit dengan ketinggian sekitar 10 meter ke bawah. Mungkin pada zaman dulu, parit tersebut digunakan untuk melindungan Tower of London dari serangan musuh. Sesekali saya berhenti untuk  sekeliling area tersebut.  Kenyataannya Tower of London dikelilingi oleh parit yang saat ini telah diubah menjadi taman dengan rerumputan hijau nan apik.

Saya terus berjalan sambil berpapasan dengan segelintir pengunjung lain yang berjalan keluar
Tangga ke Tower of Thomas dalam kompleks Tower of London
gerbang. Di sebelah kiri jalan yang saya lalu dari gerbang masuk terletak bangunan utama Tower of London berbentuk persegi berwarna kecoklatan dengan 4 menara di masing-masing sudutnya. Bangunan utama tersebut dikelilingi semacam benteng berlantai 2 yang pada masing-masing sudutnya berbentuk bangunan setengah bulat yang dihubungkan dengan jalan jembatan dari kayu Setelah berjalan lurus sekitar 25 meter dari gerbang masuk, saya melihat tangga besi berwarna hitam di sebelah kanan jalan yang sedang saya telusuri. Saya lalu memutuskan menaiki tangga tersebut ke lantai 2 Tower of London. Saya mengambil beberapa foto, termasuk foto diri sendiri di atas tangga ke lantai 2 kastil tersebut. Dari tangga saya lalu belok kanan menyusuri lorong yang mengarah ke sungai Thames. Lorong tersebut berhenti di satu ruangan semacam aula persegi empat. Pada sisi kananya terdapat kamar-kamar dengan jendela-jendela yang terbuka ke arah sungai Thames. Pada salah satu kamar, Tower Bridge dapat dilihat dengan jelas melalui jendela kaca yang tertutup rapat. Kamar lain adalah kamar tidur - mungkin raja dan ratu atau pangeran zaman itu. Layaknya kamar tidur bangsawan zaman dulu, kamar tersebut cukup luas namun terkesan sederhana saja. Kamar ini juga terletak atau bersebelahan dengan sungai Thames. Pada ujung lain kamar tersebut terdapat lagi lorong ke ruang lain. Saya lalu menyusuri lorong sempit tersebut hingga tiba di satu ruangan lain yang jendelanya berhias kaca patri warna-warni. Saya berhenti beberapa menit di setiap kamar yang saya masuki untuk mengamat-amati sekaligus memotret sampai saya kembali tiba di luar bangunan Tower of London, namun masih dalam area kastil tersebut.


Depan white tower yang merupakan
bangunan pertama Tower of London
Tower of London dalam sejarahnya merupakan istana sekaligus benteng. Jika mengamati konstruksi bangunannya yang berparit dan dikitari oleh dinding batu tebal, maka dapat dipastikan bahwa fungsi sebagai benteng adalah bagian dari perjalanan sejarah bangunan tersebut. Tower of London didirikan sekitar tahun 1066 pada masa penaklukan bangsa Normandia atas Inggris. Komplek Tower of London merupakan gabungan dari beberapa bangunan yang dibangun bertahap dengan dua lingkaran parit dan benteng dalam area seluas 4,9 hektar. Bangunan utamanya berbentuk bujursangkar dengan 4 menara di masing-masing sudutnya - dikenal sebagai white tower merupakan bangunan pertama di kompleks tersebut. White tower dan beberapa bangunan lainnya yang adalah bangunan pertama dalam kompleks tersebut terbuat dari kayu pada awalnya yang kemudian direnovasi bersama dengan pembangunan tahap berikut yang dilakukan oleh Raja Richard - yang sekaligus memperluas kompleks istana benteng tersebut pada tahun 1220an. Pembangunan berikutnya dilakukan oleh Raja Henri III dan Edward I terutama memperluasnya ke arah Selatan samping sungai Thames, yakni membangun Tower of Thomas pada tahun 1275-1279 - yang menjadi gerbang masuk keluar para pengunjung saat ini.

Ruang tidur raja Edward I di Tower of Thomas
yang adalah bagian dari kompleks bangunan Tower of London




JELAJAH INDONESIA. Pulau Rote & Ndana: Menjejaki Negeri Para Leluhur

1 perahu dari Pelabuhan Oeseli, Pulau Rote  Akhirnya, perahu nelayan milik Pak Ardin membawa kami mendekati tepi pantai Pulau Ndana. Tep...