Sabtu, 17 Januari 2015

BARCELONA: Kota Asal Para Pesohor Dunia

Placa de Catalunya
Tepat jam 9.05 pagi waktu Barcelona, pesawat Vuelingair yang saya tumpangi dari Amsterdam, Belanda tiba di Terminal 1 (T1) Barcelona El Prat Airport. Terminalnya merupakan bangunan modern, tinggi, megah dan dipenuhi cahaya matahari dari jendela-jendela kaca yang juga menjadi dinding bangunannya.  Hampir sama dengan terminal airport Hasanuddin, Makasar dan terminal Ngurah Rai, Bali. Keluar dari garbarata penghubung pesawat dan bangunan terminal, saya dan para penumpang berjalan melewati lorong penghubung garbarata dengan ruang-ruang utama dalam terminal. Setelah lorong penghubung tersebut, kaki saya melangkah memasuki semacam aula atau ruang terbuka yang harus dilewati para penumpang menuju tempat pengambilan bagasi. Saya berjalan perlahan sambil mata saya menjelajahi semua bagian bangunan tersebut dari lantai hingga langit-langit. Aula ini cukup lenggang karena penumpang yang lalu lalang tidak cukup banyak di sekitar saya. Saya terus berjalan hingga ke bagian yang berisi jejeran kios dan toko yang menjual berbagai barang. Karena saya baru tiba, maka saya tidak berniat membeli apapun di kios dan toko-toko tersebut karena itu saya hanya berlalu mengikuti bentuk lonjong desain bangunan menuju tempat bagasi. Untuk itu saya berputar ke arah kanan mengikuti tanda panah dan tulisan bagage claim yang tergantung di langit-langit hingga saya tiba di tempat pengambilan bagasi. Setelah koper saya berada dalam genggaman, saya berjalan mengikuti tanda-tanda yang ada menuju pintu keluar. Semua tanda diberi keterangan dalam 3 bahasa, yakni bahasa lokal setempat yang disebut bahasa Catalan lalu bahasa Spanyol dan bahasa Inggris.

Salah satu bagian Park Guell hasil karya Gaudi
Barcelona merupakan ibukota daerah otonomi Catalan. Karena itu, selain bahasa Spanyol, bahasa Catalan merupakan bahasa resmi di wilayah otonom ini. Metropolis Barcelona merupakan berada di urutan 6 kota-kota metropolis Eropa, yakni Paris, London, Rurh, Madrid dan Milan. Barcelona memiliki sejarah panjang sejak zaman Romawi yang dikenal sebagai salah satu kota Romawi, selain Roma dan kota-kota lainnya. Walau kemudian bergabung dengan kerajaan Aragon pada abad pertengahan, Barcelona tidak kehilangan perannya sebagai kota penting dalam wilayah kerajaan tersebut. Barcelona memiliki 2 legenda tentang asal-usulnya. Legenda pertama tentang pendirian kota ini terkait pada legenda Hercules. Legenda kedua menceritakan pendirian Barcelona oleh Carthaginian Hamilcar Barca, ayah Hannibal yang memberi nama kota tersebut sebagai Barcino pada abad ketiga sebelum Masehi. Sejarah Barcelona juga mencatat kelahiran banyak pesohor dunia dari kota ini antara lain Colombus si penemu benua Amerika, Salvator Dali si pematung dan pelukis surealis serta Gaudi seorang seniman serba bisa yang meninggalkan berbagai karya monumental di seluruh Barcelona antara lain Park Guel dan Sagrada Familia, yakni Katedral yang pembangunannya telah memakan waktu sekitar 280 tahun sampai dengan saat ini.

Salah satu bagian Park Guell
Tiba di luar bangunan airport, saya disambut udara hangat kota. Dua bis airport yang disebut Aerobus - semacam Damri di Jakarta telah berjejer dalam jarak sekitar 30an meter dari pintu keluar. Para calon penumpang terlihat sedang antri menaiki bis depan. Saya mengarahkan kaki saya ke mesin penjualan tiket yang terletak sekitar 5 meter dari bis yang sedang parkir. Di lokasi ini terdapat beberapa mesin penjualan tiket guna memudahkan pembeli tiket. Cara menggunakan mesin ini sama dengan mesin kartu Oyster di London. Calon penumpang bis memasukan uang Euro dalam bentuk coin atau kertas ke lubang yang tersedia atau dapat juga menggunakan kartu kredit / debit lalu menekan beberapa tombol terkait di mesin - seperti menggunakan mesin penjualan minuman di halte-halte Transjakarta (Busway) lalu tekan tombol buy, maka tiket yang dibeli keluar dari lubang lain.
Ruang publik di dekat Placa de Catalunya
Selisih antara uang yang dimasukin dengan harga tiket dikembalikan sesuai jumlahnya. Setelah mendapatkan tiket sekali jalan seharga 5,90 Euro, tersedia juga tiket PP seharga 10,20 Euro yang berlaku selama 15 hari. Saya masuk ke antrian menuju aerobus yang muncul setiap 5-7 menit sehingga antrian tidak mengular dan bertumpuk seperti di halte-halte busway Jakarta :). Semua penumpang masuk dari pintu depan sebelah sopir. Ternyata tiket bisa dibeli pada sopir di atas bis. Karena saya telah membeli tiket dari mesin, saya menyerahkan tiket tersebut ke sopir lalu berjalan ke dalam dan menduduki satu kursi yang masih kosong. Saat semua kursi telah penuh, bis mulai berjalan perlahan meninggalkan airport menuju pusat kota Barcelona. Karena sebelumnya saya telah mempelajari rute dan tempat turun di pusat kota, maka saya bisa menikmati kota dalam perjalanan airport - pusat kota. Sebagaimana informasi online di internet bahwa bis hanya berhenti di 2 halte, yakni Placa Espanya dan Placa de Catalunya. Saya memilih turun di Place de Catalunya yang menurut berbagai informasi online merupakan suatu ruang publik di pusat kota yang menjadi penghubung ke berbagai tempat wisata di kota Barcelona.

Belakang monumen Colombus
Karena masih pagi, maka suasana kota sepanjang perjalanan airport ke Placa de Catalunya cukup lenggang. Sekitar 30 menit menempuh perjalanan airport - Catalunya dengan terlebih dahulu berhenti di halte Placa Espanya, bis yang saya tumpangi tiba di Placa de Catalunya. Ruang publik ini berbentuk 4 persegi berukuran setengah lapangan sepak bola yang dikeliling jalan-jalan kota selebar 10an meter di keempat sisinya. Salah satu sisi terhubung dengan jalan La Ramblas yang sangat terkenal di dunia. Jalan La Ramblas menghubungkan Placa de Catalunya dengan monumen Colombus (penemu benua Amerika) di tepi pantai Barcelona yang cantik. Setelah turun bis, saya menyeberang ke kiri menyusuri jalan Av. Portal de l'Angel karena melihat tanda panan bertuliskan "locker". Sekitar 10 meter menyusuri jalan ini, saya menyeberang jalan Carrer de Fontanella, belok kiri dan menyusuri trotoar jalan tersebut sejauh 30an meter hingga tiba di pertigaan Carrer de Fontanella dan Carrer Estruc. Saya belok kanan menyusuri Carrer Estruc. Dari pertigaan saya telah melihat 2 bangunan semacam ruko yang dijadikan tempat penitipan barang. Tempat pertama disediakan bagi barang-barang berukuran besar, seperti peralatan musik, sepeda dan peralatan surfing sehingga saya berjalan melewati bangunan pertama menuju bangunan kedua yang menyediakan locker bagi koper. Meja staf
Jalan bagi para perjalan kaki yang terhubung ke Placa de Catalunya
penjaga terletak di sebelah kanan pintu masuk, sekitar 5 meter dari meja tersebut di sebelah kiri dan kanan pintu berjejer loker berbagai ukuran dalam warna biru cerah. Hi, sapa saya sambil tersenyum ke salah satu staf perempuan yang mengenakan celana panjang dan baju polo t-sirt. Hi, balas perempuan tersebut sambil tersenyum ramah dan menunjuk ke jejeren locker. Saya berjalan ke jejeran locker, membuka salah satu locker berukuran "large" yang ternyata cukup untuk koper saya yang berukuran besar. Koper saya masukin ke dalam locker tersebut lalu saya masukin pin kemudian menekan tombol lock / kunci. Setelah itu, saya berjalan menghampiri meja staf dan menyerahkan kartu kredit saya untuk didebit sebesar 5.50 Euro yang adalah biaya sewa bagi locker berukuran besar. Tempat penitipan ini menyediakan 4 ukuran locker dengan biaya sewa berbeda, yakni small sebesar 3,50 euro, medium seharga 4 euro, large seharga 5,50 euro dan extra large seharga 9,50 euro.
Pedestarian La Ramblas 
Setelah urusan administrasi pembayaran locker selesai, saya keluar dari tempat penitipan tersebut dan berjalan kembali menyusuri jalanan yang telah saya lalui ke tempat penyimpanan barang kembali ke area Placa de Catalunya. Tiba di pertemuan jalan La Ramblas dengan Placa de Catalunya, saya berhenti menikmati suasana sekitar sambil berdiri menghadap Placa de Catalunya dan membelakangi jalan La Ramblas. Banyak orang mulai lalu lalang di seluruh kawasan tersebut. Selain berjalan-jalan, di area Placa de Catalunya banyak juga pengunjung yang berdiri atau duduk-duduk berjemur dalam kelompok atau berdua atau hanya sendiri-sendiri. Setelah puas melihat-lihat saya berjalan terus berlawanan arah dengan jalanan tempat saya lalui untuk menyimpan koper. Hampir tiba di perempatan di ujung Placa de Catalunya sejajar jalan La Ramblas, saya menyeberang dan masuk ke area Placa de Catalunya. Tujuan saya adalah satu patung di sudut Placa yang bertuliskan Catalunya. Saya memotret diri di tempat ini untuk kenang-kenangan kemudian mengamat-amati lagi sekitar saya. Di pinggir jalan sebelah kanan saya (saya berdiri menghadap jalan La Ramblas dan membelakangi Patung Catalunya), orang mulai mengantri untuk naik bus Barcelona Tour. Setelah puas mengamat-amati kawasan sekitar, saya memutuskan ikut antrian naik bus Barcelona tour guna mengelilingi Barcelona terutama menuju tempat-tempat wisata dalam daftar tempat yang akan saya kunjungi di kota ini.

Salah satu karya peninggalan Gaudi
Perlahan-lahan antrian para pembeli tiket semakin mendekati para penjual tiket yang terdiri dari seorang perempuan dan seorang laki-laki muda mengenakan seragam didominasi warna merah yang sama seperti warna bis untuk tour. Seorang perempuan staf bus tour tersebut menghampiri para pengantri untuk pembagi-bagikan peta dan hands free yang semuanya didominasi warna merah. Setelah tiba di depan para staf penjual tiket, saya menyerahkan 19 euro untuk mendapatkan tiket bus tour pada hari tersebut. Staf laki-laki memprint tiket dari mesin portabel yang dipegangnya. Tiket yang keluar dari mesin tersebut sama seperti struk belanja di supermarket atau malls di Jakarta. Sambil menyerahkan tiket, lelaki tersebut mengingatkan tiket tersebut harus disimpan dengan baik karena harus ditunjukan di setiap halte pada saat saya naik ke bis di halte-halte dimana saya turun dan naik kembali ke bus-bus Barcelona Citytour. Karena bus yang sedang menaikan penumpang telah penuh, maka staf yang berjaga di depan antrian dan meminta antrian saya menunggu bus berikut yang juga sedang antri menunggu bus di depannya berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Interior Katedral Barcelona
Saya ikut naik bersama para pengantri lain saat bus kosong parkir di tempat tersebut. Semuanya masuk ke dalam bus sesuai urutan antrian. Dalam bus, seorang staf tour telah siap memeriksa tiket masing-masing penumpang. Setelah tiket saya selesai diperiksa, saya masuk ke dalam bus dan mencari tempat duduk di sisi jendela di bagian tengah bus. Di masing-masing kursi tersedia lubang koneksi bagi handsfree - seperti di kursi-kursi pesawat Garuda di Indonesia :). Handsfree saya colokin ke lubang yang tersedia, lalu memilih tombol bahasa Inggris dan mulai terdengar suara seorang laki-laki menyapa dan menjelaskan tentang Placa de Catalunya dimana bus sedang parkir menaikan penumpang. Sepanjang perjalanan mengeliling Barcelona menggunakan bus, handsfree tersebut sangat berguna karena saya mendapatkan informasi tentang tempat-tempat wisata yang akan dilewati bis sehingga saya dan penumpang lain bisa memutuskan apakah turun dan menjelajahi tempat wisata yang akan dilalui bus atau terus berada di bis sampai halte tempat wisata lain yang ingin dijelajahi.

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JELAJAH INDONESIA. Pulau Rote & Ndana: Menjejaki Negeri Para Leluhur

1 perahu dari Pelabuhan Oeseli, Pulau Rote  Akhirnya, perahu nelayan milik Pak Ardin membawa kami mendekati tepi pantai Pulau Ndana. Tep...