Selasa, 10 April 2012

HONGKONG : Tourist Spots

Saat tiba di hotel, hari telah malam, karena itu saya memutuskan untuk makan malam lalu beristrahat saja. Eksplorasi Hongkong dimulai keesokan harinya tanggal 19 Agustus 2011. Setelah selesai sarapan, saya keluar hotel lalu mulai eksplorasi daerah sekitar hotel di North Point. Selain stasiun kereta yang hanya berjarak beberapa meter dari Hotel, depan hotel juga terdapat terminal bus yang cukup tenang, tidak sesibuk terminal2 bus di Jakarta. Selain terminal, nampak pula dermaga, tempat kapal2 berlabuh, namun saya hanya mengamati saja tanpa masuk dan eksplorasi lebih jauh. Saya juga menjajaki daerah sekitar untuk mengetahui tempat2 belanja kebutuhan sehari-hari, seperti warung-warung kelontong di Jakarta. Ternyata belanja kebutuhan sehari-hari tersebut dapat dilakukan di Seven Eleven yang betebaran di seluruh Hongkong. Belanja di Seven Eleven juga dipermudah dengan menggunakan Octopus Card yang juga digunakan untuk pembayaran tiket kereta, bus dan trem. Sistem pembayarannya telah terintegrasi sehingga memudahkan para pengguna kartu tersebut untuk membayar transportasi publik dan juga belanja kebutuhan sehari-hari di warung-warung kelontong di seantero Hongkong.

Eksplorasi hari 1 tanggal 19 Agustus adalah tempat wisata pegunungan bernama Ngong Ping Hong. Semua tempat wisata alam dan juga belanja di Hongkong terhubung dengan kereta dan juga bus-bus yang nyaman. Kereta adalah moda transportasi yang paling mudah digunakan oleh turis, karena dengan bermodalkan peta Hongkong yang tersedia di Airport, turis dapat berkeliling ke seluruh Hongkong.

Minggu, 04 Maret 2012

Jawaban yang masuk untuk kuis tanggal 28 Februari 2012

Pertanyaan kuis : JIKA BOS MU BAWEL N NYEBELIN, APA YANG KAMU LAKUKAN?. Jawaban yang masuk dari BB dan FB: 1. Berusaha tetap tenang, selalu bersikap profesional dan berusaha untuk tidak bercerita masalah pribadi dengannya. 2. Ketawa 3. Senyum 4. Tonjok 5. Resiggggnnnnnnnnnn 6. Berdoa dan tumpangkan tangan di kepalanya, supaya roh kudus menjamah bos itu. 7. Ajak dia kencan. 8. Ajak bos lunch dengan menu ikan bawal goreng, pasti dia ga bawel lagi karena takut digoreng kayak ikan bawal. 9. Kiss him, abis bos gue ganteng yooooo 10. Berikan dia senyuman dan katakan terima kasih telah bawelin saya. 11. Ditidurin 12. Tetap sabar dan berdoa supaya bos cepat berubah 13. Sumpalin mulutnya dengan makanan sehingga si bos tidak bisa ngomong lagi (diam mulut terkunci) 14. Mengiyakan di depan si bos, setelah itu memaki maki di twiter dan FB 15. Sesekali bos perlu ditegur, please dont be over sir/madam, saya sudah bekerja sesuai kapasitas bagian saya, saya sudah cukup sadar akan kewajiban saya, jadi please talk less, do more for your team, sir/madam. 16. Konsentrasi di pekerjaan saja. Kalo dibawelin, masukin aja telinga kanan, keluar telinga kiri. Kalo bawelnya bermanfaat, baru diambil hikmahnya. 17. Sabar aja, karena hanya bawahan; sabar aja kale yee! 18. Fitness aja saat pulang kerja 19. Tetap giving my best 20. Lakukan aja kerjaan sesuai SOP 'how much i get, how much i give', masa bodoh dia bawel 21. Be the boss to yourself (jadilah bos untuk diri mu sendiri) oleh Rita Jayusman yang menjadi pemenang kuis. Ada beberapa jawaban yang persis sama, sehingga digabung menjadi 1 jawaban saja dalam catatan ini.

Selasa, 14 Februari 2012

HONGKONG : Fasilitas Transportasi Publik Yg Oke Banget


 
At the Peak - Hk
Setelah sekitar 3 jam, akhirnya pesawat SQ yang saya tumpangi

melayang-layang di langit kota Hongkong. Pulau-pulau kecil yang bertebaran dikelilingi lautan biru dan ombak putih membuih serta tebing-tebing dan perbukitan hijau berpadu dengan jejeran gedung-gedung pencakar langit sangat indah dipandang. Airport Hongkong terletak di pingir pantai yang sepertinya direklamasi khusus untuk itu. Setelah melayang-layang beberapa menit disekitar airport menunggu izin landing, akhirnya pesawat yang saya tumpangi mendarat mulus di kota Bruce Lee dan Jacky Chan tersebut. Penumpang keluar dengan tertib dan berjalan ke area imigrasi bagi non penduduk Hongkong dan Macau. Kounter petugas imigrasi yang tersedia sangat banyak sehingga memudahkan dan mempercepat proses pemeriksaan imigrasi sekaligus mencegah bertumpuknya pengunjung di antrian. Para petugas siap sedia di sekitar antrean, sehingga saat terlihat antrean mulai memanjang, petugas membuka pagar pembatas, lalu mengarahkan sebagian antrean ke konter lain.

Airport station
Keluar dari area imigrasi, para penumpang langsung ke areapengambilan bagasi untuk mengambil bagasi masing-masing yang ternyata telah tiba juga sehingga tidak diperlukan waktu tunggu di area bagasi. Keluar dari area bagasi, saya langsung menuju ke konter tiket MTR yang berada di area airport. Saat itu sedang ada diskon bagi kereta airport-kota PP, sehingga saya hanya perlu membayar 100 dolar HK. Setelah mengantongi tiket kereta, saya lalu beranjak ke area tunggu yang tidak jauh dari konter penjualan tiket. Kereta tersedia setiap 2 menit, sehingga penumpang tidak perlu menunggu lama dan ngantri berpanjang-panjang seperti ngantri taxi di airport Soekarno Hatta. Jam telah menunjukan pukul 6.15 saat kaki ku menapak ke dalam gerbong kereta full AC. Kereta menyediakan akses WIFI terbatas sehingga saya dapat berselancar dalam perjalanan airport ke Central Station. Keretanya sangat bersih dan juga menyediakan TV sehingga penumpang dapat menikmati perjalanan menuju Central Station guna berganti kereta ataupun alat transportasi lain ke tujuan masing-masing. Sepertinya sinar matahari musim panas di Kota ini sama seperti yang saya alami di Roma - Italia, yakni lebih lama dibandingkan lamanya sinar matahari di Jakarta. Saat jam tangan ku menunjukan angka 7, matahari masih bersinar di Hongkong...beda khan ama Jakarta??!!! he he he

Central station
Central Station merupakan station transit bagi hampir semua kereta, baik yang khusus melayani penumpang airport PP ataupun kereta tujuan lainnya - seperti stasion Manggarai ato Gambir di Jakarta gitu d.. tapi dengan fasilitas yang jauh beda bagaikan bumi dengan langit... he he he.... stasiun ini sangat besar, padat dan sibuk dengan lalu lalangnya para penumpang dari berbagai tempat dan menuju ke berbagai tujuan. Namun tidak terlihat antrian yang mengular karena ketersediaan kereta yang sangat memadai dalam interval waktu yang sangat singkat, sekitar 1 - 2 menit doang, sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di stasion. Tiket yang digunakan adalah tiket elektronik sehingga tidak diperlukan petugas khusus pemeriksa tiket di dalam kereta dan juga ti pintu-pintu masuk. Karena penumpang tanpa tiket tidak bisa melewati pintu-pintu masuk-keluar stasion yang hanya dapat diakses menggunakan tiket elektronik tersebut. Di tempat2 tunggu, terpampang dengan jelas rute perjalanan kereta dari stasion keberangkatan ke stasion akhir, termasuk stasion transit bagi penumpang yang akan transit ke tempat tujuan yang tidak dilewati kereta yang akan ditumpangi. Pada hari kedua, saya mencoba transit di beberapa stasion untuk mengetahui keefektifan pengaturannya, dan ternyata harus diacungin dua jempol tuh :)... pokoknya luar biasa d sistem transportasi kereta di Hongkong... ternyata masing-masing stasion memiliki disain motif dan warna-warni cat yang berbeda. Karena penasara, saya akhirnya naik turun di hampir semua stasion hanya untuk pengambilan foto di stasiun-stasiun tersebut.

Guna memudahkan  pergerakan ku selama di Hongkong, maka saya membeli kartu Octopus - sebagaimana disarankan seorang teman dan juga dari informasi yang tersedia di website http://www.discoverhongkong.com/. Kartu Octopus tersebut multi fungsi karena dapat digunakan sebagai tiket elektronik di kereta, bus, trem dan juga toko-toko tertentu, terutama di jaringan 7 Eleven yang berjejer di Hongkong bagaikan warung kelontong di Jakarta :). Saya hanya perlu melakukan isi ulang di konter-konter elektronik isi ulang yang tersedia di semua stasiun kereta di Hongkong, seperti isi ulang pulsa telpon di Jakarta he he he... Di stasiun yang sama, juga dapat dilakukan pengecekan sisa kredit yang tersedia dalam kartu Octopus tersebut. Hanya perjalanan kereta ke dua tempat yang tidak dapat menggunakan kartu Octopus tersebut, yakni PP airport dan ke tempat wisata Disneyland yang menggunakan tiket khusus.

2 minutes walk to the hotel
Hongkong terbagi ke dalam 3 bagian besar, yakni Kowloon, Hongkong Island dan Lantau Island. Ketiganya dapat diakses menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk kereta yang disebut MTR. Karena kuatir dengan kualitas hotel2 lokal (budget hotel), maka saya memilih menginap di Hotel Ibis Hongkong di North Point (terletak di Hongkong Island) yang tentunya memiliki standar internasional karena merupakan group ACCOR. Walau terletak jauh dari tempat2 utama Hongkong, namun sangat mudah diakses menggunakan MTR. Hotel tersebut hanya terletak sekitar 10 meter dari stasion MTR North Point yang memudahkan saya berkeliling ke berbagai tempat di Hongkong sejak waktu sarapan jam 7 pagi hingga balik lagi ke hotel di tengah malam karena MTR tersedia sejak jam 4subuh hingga 1 subuh hari berikutnya :). 

Di sekitar hotel juga bertebaran resto dan warung yang memudahkan saya untuk sarapan dan makan malam. Bagi para turis, pihak resto menyediakan menu dalam bahasa Inggris - yang harus diminta, karena tidak disediakan di meja resto. Menu yang tersedia di meja adalah dalam huruf China saja :). just simply asking for menu in English. Para pelayan juga sangat ramah dan penuh senyum. Satu lagi catatan tentang resto di Hongkong adalah porsi makanan yang disediakan sangat banyak.. untuk ukuran makan ku, porsi tersebut harusnya diperuntukan bagi 2 orang... dari pengalaman ku, makanan dengan porsi besar seperti yang saya peroleh tergolong murah. Hanya minuman di Hongkong yang tergolong mahal. Contoh air mineral dalam ukuran yang hampir sama dengan ukuran air mineral di Jakarta, harganya 3 kali lipat harga air mineral kemasan di Jakarta.

oke, koma di sini dulu yach...ntar lanjut lagi ke bagian 3: Hongkong : welcome for tourists

to be continue ......

Selasa, 27 Desember 2011

HONGKONG : Perjalanan Yg Meyenangkan dan Luar Biasa


Changi Airport - Singapore
Pada tanggal 18 - 25 Agustus 2011 saya berkesempatan mengunjungi Hongkong dan Macau untuk liburan. Tiket pesawat telah saya pesan beberapa bulan sebelumnya. Agar mendapatkan tiket murah, saya mengunjungi suatu travel fair di Jakarta Convention Center lalu membeli tiket maskapai Singapore Airlines yang dijual cukup murah, yakni Jakarta Hongkong PP hanya sekitar 3 juta. Bayangkan perbandingannya dengan Jakarta-Kupang PP harga normal yang berkisar 4,5 juta. Pembayaran tiket tsb dapat dilakukan dengan cara mencicil berbunga 0% bila menggunakan kartu kredit tertentu. Tentunya kesempatan emas tersebut tidak saya sia-siakan, walau waktu keberangkatan yang masih sekitar 4 bulan kemudian, namun kesempatan mendapatkan tiket murah tidak akan tersedia setiap minggu. Karenanya, saya pun membeli tiket tersebut. Namun, ternyata untuk mendapatkan tiket PP dengan waktu stay yang pendek, misalnya 3 hari atau 4 hari saja tidak bisa dilakukan, karena telah fully booked, sehingga setelah mengecek tanggal-tanggal yang tersedia, akhirnya saya dan travel agent penjual tiket menyepakati tanggal keberangkatan dan kepulangan sebagaimana tersebut di atas yakni sebanyak 8 hari.

the terminal 3
Setelah tiket dibeli, saya lalu mulai membuat itinerary kunjungan dengan cara mencari informasi dari teman maupun website. Ternyata, di internet tersedia sejumlah informasi yang disediakan oleh otoritas Hongkong bagi first visitor to the city yang memudahkan pengunjung mengatur jadwal dan tempat-tempat yang dikunjunginya. informasi tersebut dapat ditemukan di www.discoverhongkong.com, yang tersedia dalam berbagai bahasa. web discoverhongkong tersebut sangat informatif dan membantu karena menyediakan informati lengkap seperti pengurusan visa, tempat2 wisata untuk kunjungan pagi, siang hingga malam hari (night life), transportasi, sampai dengan simulasi rencana kunjungan. Menggunakan dua rujukan, yakni website dan informasi teman-teman, saya lalu membuat agenda kunjungan saya selama 8 hari yang akan disesuaikan dengan kondisi real di lapangan sesampainya saya di Hongkong.


Changi airport
 Karena waktu kunjungan yang cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk mengalokasikan 1 hari kunjungan ke Macau yang dapat ditempuh menggunakan berbagai moda transportasi dari Hongkong, antara lain TurboJet, ferry, kapal hingga pesawat. Setelah agenda selesai disusun, maka perburuan hotel secara online pun di mulai. Berbagai informasi hotel di Hongkong yang tersedia secara online, saya telusuri dan teliti satu persatu selama 2 minggu. Pencarian hotel tersebut mempertimbangkan kemudahan akses ke moda transportasi guna menghemat biaya transportasi. Setelah meneliti selama 2 minggu, akhirnya saya memutuskan menginap di hotel Ibis - yang tentunya berstandar internasional, sehingga saya lebih mudah membayangkan hotel seperti apa yang akan saya tempati di Hongkong. Setelah urusan hotel selesai, saya kembali menelusuri dan meneliti informasi yang tersedia secara online terkait tempat2 wisata yang akan saya kunjungi lalu membuat penyesuaian-penyesuaiannya di agenda yang telah saya buat sebelumnya. Selain itu, saya juga mencari informasi tentang pengurusan visa, cuaca dan juga transportasi publik guna memudahkan akses ke berbagai tempat wisata.

Kunjungan ke Hongkong dan Macau tidak memerlukan visa masuk dengan waktu maksimum kunjungan adalah 30 hari. Karena itu, saya tidak mengurus visa, namun untuk memastikan informasi online tersebut, saya juga mencari konfirmasi dari teman yang telah pernah berkunjung ke kota tersebut, sehingga tidak ragu-ragu lagi. Setelah itu, tiga minggu sebelum tanggal keberangkatan, saya menelpon travel agent untuk memastikan kembali keberangkatan saya sekaligus ketersediaan tempat yang telah saya beli.


moving from terminal 2 to 3
Akhirnya, saya berangkat pada tanggal 18 Agustus pagi menggunakan pesawat SQ yang tiketnya telah saya beli 4 bulan silam. Pesawat transit di Singapore selama 6 jam, namun otoritas setempat tidak mengizinkan saya keluar dari area Airport Changi untuk sekedar jalan-jalan di kota tersebut, dengan pertimbangan waktu transit 6 jam sangat beresiko jika digunakan untuk berkunjung ke kota. Untuk itu, saya diminta tetap di area airport. Beruntunglah airport Changi telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk free internet sehingga waktu tunggu pun terisi dengan berbagai aktifitas dalam airport, termasuk perpindahan antar terminal menggunakan kereta penghubung antar terminal. Oleh karena pesawat yang berangkat ke Hongkong tersedia di terminal 3, maka saya harus berpindah dari terminal 2 ke terminal 3. Namun, perpindahan tersebut sangat mudah, karena informasi tertulis maupun melalui staf informasi airport sangat mudah diakses. Airport Changi Singapure memang harus diacungin 2 jempol untuk pelayanannya terhadap semua orang yang melewatinya. Selain informasi, free internet services, banyak outlet yang menjual berbagai jenis barang, makanan dan juga minuman. Toiletnya juga sangat bersih dan harum. Pokoknya tokcer banget jika dibandingkan dengan airport Soekarno Hatta misalnya. Perbedaannya masih sangat jauh dalam semua aspek. Waktu tunggu yang cukup lama tidak terasa membosankan karena bisa diisi dengan berbagai aktifitas dalam airport. Sekitar pukul 3 siang, saya akhirnya masuk ke pesawat Singapore airlines yang akan berangkat ke Hongkong. TO BE CONTINUED....

Kamis, 28 Juli 2011

RESEP IKAN LAWAR PARITI

Resep ini merupakan modifikasi dan pengembangan dari resep tadisional ikan lawar khas Kupang.

BAHAN-BAHAN

1. Ikan Teri (1/2 kg)
2. Daun Kemangi (1 ikat)
3. Daun Ketumbar (1 ikat)
4. Daun Bawang (batang kecil 1 ikat)
5. Daun Mint (1/2 ikat)
6. Bawang Putih (10 - 15)
7. Bawang Merah (10 - 15)
8. Cabe rawit (secukupnya)
9. Royco (1 seondok teh)
10. Gula pasir (1 sendok makan)
11. Garam (secukupnya).
12. Jeruk nipis (10 - 15 buah)

CARA BUAT:
Ikan teri dikeluarkan kepala dan isi perutnya lalu dicuci bersih. Daun ketumbar, kemangi dan mint diprintil dan dipilih yang segar lalu dicuci bersih. Daun bawang disiangi lalu di cuci bersih dan di potong-potong sepanjang 2 -3cm. Bawang putih dan bawang merah dibersihkan, dicuci lalu diiris sesuai selera. Cabe rawit dibersihkan, dicuci bersih lalu diulek halus sambil diberi garam dan royko secukupnya. Jeruk nipis dicuci bersih, dipukul-pukul menggunakan gagang pisau, lalu dipotong dan diperas sambil disaring menggunakan sendok makan, bijinya dibuang.

Campurkan cabe ulek dan jeruk nipis sampai merata dalam 1 wadah, kemudian masukin ikan teri bersih lalu dicampur jadi satu. Campurkan bawang merah, bawang putih, daun ketumbar, kemangi, mint dan daun bawang menjadi satu lalu diaduk agar bercampur satu sama lain. Lalu campurkan keduanya (campuran ikan teri cabe dan daun2an tersebut) menjadi satu. Diaduk-aduk lalu biarkan sekitar 5 menit. Lalu tambahkan garam secukupnya dan gula pasir. Diaduk hingga tercampur menjadi satu. Diaduk setiap 1 jam. Diamkan minimal selama 4 jam guna fermentasi ikan oleh jeruk nipis dan bahan lainnya.

Setelah itu, ikan lawar siap dimakan bersama nasi hangat atau jagung bose khas Timor :). Lebih nikmat lagi jika disajikan bersama daging Se'I sapi dari Kupang.

CATATAN:
1. Jangan menggunakan wadah stainless ataupun aluminium sebagai media penyimpanan ikan lawar karena akan beroksidasi menjadi racun.
2. Porsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. misalnya untuk porsi 2 orang, ikan dan bahan lainnya dapat dikurangi.

Selasa, 12 Juli 2011

TIPS : Jalan-Jalan ke Italy

Untuk acara kantor, maka pada tanggal 13 - 19 June 2011, saya berkesempatan ke Italy mengikuti acara International Forum on Aid Effectiveness di Kota Foligno, Italy. Selain ke Foligno, saya juga mengunjungi Florence (Firenze sebutan orang Italy untuk kota tersebut) dan juga bermalam di Roma selama 2 malam, yakni pada hari tiba dan akan kembali ke Jakarta.

Penerbangan Jakarta - Roma berlangsung selama sekitar 15jam karena adanya perbedaan waktu yang

Dubai Airport
  cukup panjang, yakni sekitar 6 jam. Penerbangan menggunakan maskapai Emirates tersebut transit di Dubai sekitar 5 jam. Dengan demikian total waktu yang dihabiskan adalah sekitar 21 jam. Berangkat pukul 00.45am waktu Jakarta dan tiba di Roma pukul 13.30 waktu Roma tentunya, dengan transit di Dubai

Dari airport Leonardo Da Vinci ke Kota Roma masih sekitar 25kilo yang dapat ditempuh menggunakan 2 moda transportasi, yakni kereta, bus dan taxi. Di lokasi airport, setelah keluar dari area klaim bagasi, tersedia loket 2 loket informasi, yakni 1 bersifat umum untuk menanyakan apa saja, dan yang ke-2 bersifat khusus untuk para pengguna taxi. setelah berdiskusi cukup lama dengan teman seperjalan tentang apa yang harus digunakan dari airport ke kota Roma, akhirnya kami memutuskan menggunakan taxi. Untuk itu, saya lalu beranjak ke loket informasi taxi menanyakan harga yang harus dibayar dari airport ke hotel. Sebenarnya kami tidak punya hotel yang pasti di kota Roma saat tiba di Leonardo Da Vinci Airport. Beruntunglah saat masih di Jakarta, saya sempat search beberapa hotel - yang menurut teman saya orang Italy adalah cari hotel dekat central station alias Roma Termini. Menggunakan referensi tersebut, saya mendapatkan 2 hotel via internet di Jakarta, namun tidak pasti apakah kami berdua akan menginap di hotel tersebut atau tidak. Akhirsnya, saya dan teman sepakat untuk coba saja go show ke hotel Select yang menurut informasi internet terletak sekitar 500 meter dari Roma Termini / central station.


Train station in Foligno
 Petugas loket lalu menggunakan google.com mencari letak hotel tersebut di kota Roma, lalu menginformasikan kepada saya berapa harga yang akan harus kami bayar jika menggunakan taxi. Harga tersebut adalah kisaran saja, karena taxi yang kami gunakan adalah taxi meter - yang ternyata hasilnya tidak terlalu jauh dari perkiraan yang diberikan oleh petugas hotel, yakni sekitar 45 Euro. Bersama tip yang kami berikan ke sopir taxi, total yang kami bayar adalah 50 Euro. Tentunya, termasuk harga yang cukup mahal jika dibandingkan dengan ongkos taxi dari Airport Sukarno Hatta ke tengah kota Jakarta mungkin hanya menghabiskan sekitar 150 ribu rupiah. Sementara di Roma, kami harus membayar sekitar 13ribu rupiah x 50 euro = 650 ribu rupiah. Mahal khan?.

anyway, sesuai dengan judul tulisan ini yakni TIPS, maka berikut adalah tips saat anda yang membaca blog ini akan ke Eropa baik karena berlibur ataupun karena urusan kerjaan, tapi anda punya waktu untuk jalan-jalan sekitar beberapa jam, terutama di Italy, yakni:
1. Cari hotel sekitar central station / Roma Termini. Dekat stasiun pusat tersebut bertebaran berbagai hotel butik dari harga 1 juta sampe dengan 3 jutaan per malam. Di tambah pajak per kepala per malam 2 euro.

2. Jika menggunakan kereta dari Airport, maka jangan lupa validasi tiket kereta yang telah anda beli di kotak berwarna kuning yang terletak di jalur kereta yang akan anda naiki. Jika anda lupa memvalidasi tiket tersebut, anda akan didenda, tidak peduli apakah anda orang baru sehingga belum mengetahui aturannya.

3. Untuk tiket kereta dapat dibeli di kios majalah, loket khusus penjualan tiket khusus untuk tiket kereta airport ke Roma Termini atau sebaliknya. Harganya fix, yakni sebesar 14 euro sekali jalan. Untuk kereta antar kota ataupun antar negara tersedia di lokel penjualan dan di mesin penjualan self service oleh pembeli. Selain kereta Leonardo Express yang murah yang berangkat setiap 30 menit, tersedia juga kereta Eurostar yang lebih mahal dan hanya berangkat pada jam-jam tertentu. Informasi tentang kereta Leonardo Express dapat dengan mudah ditemukan di internet melalui google mesin pencari tentunya.

4. Pada umumnya tulisan di tempat2 umum adalah dalam bahasa Italy. Demikian juga di tiket kereta. Karena itu, sebaiknya anda mengantongi kamus jika berjalan-jalan tanpa tour guide.

5. Makanan umum yang tersedia adalah roti dan pizza dalam berbagai ukuran dan bentuk serta isinya pun macam-macam seharga 3 - 5 euro. Harga makanan di restoran lebih mahal, yakni berkisar 10 - 15 euro sekali makan, sudah termasuk air minum kemasan.

6. Bawalah saus tomat dan cabe sendiri, jika anda ingin makannnya berasa seperti makanan di Indonesia, karena hampir dapat dipastikan bahwa saus tersebut tidak dapat ditemui di outlet-outlet penjualan makanan di pinggir jalan. Di restoran pun hanya tersedia sous tomat yang rasanya beda jauh dengan di Indonesia.

7. Waspada terhadap pengemis yang bergaya seperti pengunjung mall di Indonesia.


A corner in Foligno
 8. Semua petunjuk arah dll di tempat-tempat umum tertulis dalam bahasa Italy. Karena itu bawalah kamus jika anda berjalan sendiri atau hanya ber 3. Bukan group yang menggunakan tour guide. Jika anda ingin bertanya, sebaiknya bertanya di Hotel tempat anda nginap. Tidak di jalan, karena orang yang ditanyai di jalan ataupun stasiun cenderung menghindar, mungkin karena alasan bahasa ataupun alasan lainnya. Umumnya orang Italy tidak berbahasa Inggris. Bahkan di hotel pun sangat terbatas bahasa Inggrisnya, apalagi hotel sekelas Ibis Slipi di Jakarta. Hotel di luar kota Roma akan lebih parah, karena bahasa Inggrisnya sangat minim.

9. Wapada terhadap orang-orang yang dengan ramah menawarkan jasanya untuk membantu membeli tiket metro/subway karena mereka akan meminta tip setelah tiket anda peroleh. Mereka bukan petugas penjaga tempat penjualan tiket, tapi orang-orang yang ingin mendapatkan duit dengan cara membantu membelikan anda tiket di mesin-mesin penjualan tiket.

10. Jika anda tidak berkenan memberikan tip pada orang yang menawarkan jasa angkut koper saat anda naik kereta Leonardo Da Vinci dari Roma Termini ke Airport, maka usahakan menolak tawarannya dengan ramah. Biasanya mereka telah berdiri di pintu masuk, lalu menawarkan jasa mengangkat koper anda ke tempat penyimpanan koper, kemudian dia akan berkeliling meminta tip di gerbong. Jika anda menerima tawarannya, maka minimal anda harus menyediakan 1 euro sebagai tip atas jasanya.


The colloseum in Rome
 11. Hati-hati ke toilet umum di Roma Termini station, jika anda berjalan sendiri atau hanya berdua. Karena ada kemungkinan anda akan ditolak, jika anda bukan berkulit orang Eropa, tidak semua petugas berperilaku seperti itu. Hari pertama saya bisa menggunakan toilet umum dengan membayar 70 sen, namun hari berikutnya saya dipimpong oleh petugas yang menjaga. Saat saya akan masuk, petugasnya dalam bahasa Italy menunjuk ke toilet sebelah, saat saya ke toilet sebelah, petugas di situ menunjuk saya ke toilet sebelah dimana saya telah ditolak sebelumnya. Jika anda naik kereta antar kota, maka hal yang sama mungkin saja dapat menimpa anda, karena tidak semua orang Italy merasa nyaman duduk berdampingan dengan orang yang kulitnya berbeda, apalagi tidak bisa berbahasa Italy.

12. Jika anda Muslim, maka anda harus waspada terhadap makanan, karena tidak semua makanan yang dijual adalah halal untuk Muslim.

13. Tiket metro/subway seharga 1 euro dapat juga digunakan untuk bus juga, demikian sebaliknya. masa valid tiket tersebut adalah selama 70 menit yang dihitung dari saat anda melakukan validasi tiket tersebut di mesin validasi di bus ataupun di metro.

14. Waspada terhadap para pencopet (pick pockets di bis terutama), semua teman dan juga orang hotel selalu mengingatkan saya tentang hal tersebut.


At St. Peter in Vatican City
 15. Jika anda ingin mengunjungi Vatikan dan masuk sampai ke dalam gereja ataupun museum, maka usahakan datang pagi-pagi. Jam 9am, antrian sudah mengular. Akes ke Vatikan paling murah adalah mengunakan metro/subway dan bis dari Roma Termini. Bis yang dapat anda gunakan adalah nomor 40 dan 46 yang tersedia di area bis di Roma Termini station.

16. Jam check out hotel adalah 11am ato 12. Kalo anda masih punya waktu untuk jalan-jalan, maka bagasi anda dapat ditinggalkan di loby hotel, tentunya sepengetahuan dan seizin hotel. Dijamin aman.

17. Makan pagi di hotel tempat saya nginap, semuanya disajikan dalam bentuk dingin. Hanya minumunya yang tersedia 2 pilihan, yakni dingin dan hangat/panas.

18.Jika anda ingin ke negara lain di Eropa menggunakan kereta, maka dapat dipastikan biaya yang anda keluarkan akan lebih mahal dibanding menggunakan pesawat. Budget flight ke negara-negara Eropa tersedia informasinya di internet, dan anda dapat membeli tiket secara online.


between Metro Station and the Colloseum
 19. Jika anda menggunakan kereta ke kota-kota lain di Italy, atau ke negara lain di Eropa, anda harus memperhatikan nomor kereta yang terpampang di sign boards yang dapat dilihat dengan mudah karena tersedia di beberapa tempat. Jangan terkecoh dengan nama kota. Saya hampir ketinggalan kereta ke Florence, karena menunggu kereta yang akan ke Florence. Padahal kereta yang akan saya tumpangi, yakni Eurostar akan menuju Milan yang transit di Florence/Firenze.

20. Nomor kereta yang akan berangkat akan muncul di sign boards 15 menit sebelum keberangkatan.

21. Tidak semua petugas di tempat-tempat umum seperti airport dan stasiun kereta bersedia melayani anda dengan ramah, sebagaimana cara orang Indonesia melayani orang asing yang bertanya. Karena itu usahakan untuk melayani diri anda sendiri alias mandiri.

Demikian tips yang dapat saya bagikan dari pengalaman perjalanan saya ke Italy beberapa waktu lalu.

Semoga bermanfaat

Selasa, 09 November 2010

KOTA KUPANG : Karang-Karang Yang Merangas

KOTA KUPANG : Karang-Karang Yang Berubah, Karang-Karang Yang Merangas, Karang-Karang Yang Teguh.

Bagian kedua: Karang-Karang Yang Merangas.

Hari kedua, saya berpindah dari rumah adik bungsu di Oesapa ke rumah adik perempuan di Oesao. Dia satu-satunya adik perempuan kami 6 bersaudara dengan 5 laki-laki dan 1 perempuan semata wayang yang menjadi kesayangan keluarga. Karena itu, saat perkawinannya, ayahanda rela mewariskan sebagian harta kekayaannya, termasuk tanah - yang dalam tradisi asli Rote merupakan hak waris anak lelaki saja. Dalam sejarah pewarisan adat Rote, warisan kepada anak perempuan hanya terjadi pada beberapa keluarga, terutama keluarga kepala suku / Manek yang tidak memiliki anak laki-laki, maka harta warisan dipastikan akan diperoleh anak perempuan.

Perjalanan ke rumah adik perempuan di Oesao harus berganti 2 kali angkot dan 1 ojek. Dari rumah adik lelaki bungsu di Oesapa, saya menggunakan angkot ke Terminal Noelbaki. Belum banyak perubahan yang terjadi di sini, jalan berlubang memaksa angkot yang ku tumpangi harus terombang-ambing ke kiri dan ke kanan. Sepanjang jalan dijejeri oleh rumah-rumah beratap daun gewang dan berdiding bebak - pohon khas Pulau Timor - berlantai tanah silih berganti tertangkap pandangan mata ku yang harus mengintip diantara sela-sela poster-poster yang memenuhi angkot. Rumah-rumah itu terlihat renta karena usia dan juga berselimut debu coklat keputihan. Kemiskinan terlihat kasat mata. Tak ada perubahan yang berarti dalam perjalanan bulan berganti tahun.

Memasuki terminal, mata ku menangkap jejeran sayur mayur, sirih pinang dan hasil bumi lainnya yang dijual dalam jejeran lapak para pedagang kecil di samping kiri terminal. Para calo berebut penumpang yang baru turun dari angkot guna mendapatkan jasa dari angkot yang akan berangkat dari Terminal Noelbaki ke Oesao. Keriuhan itu berpadu serasi dengan debu yang beterbangan karena tiupan angin kemarau. Saya hanya menanggapi para calo sekeliling ku dengan senyuman sambil mata ku menyapu sekilas wajah mereka satu per satu. Kulit coklat gelap bertato dengan rambut awut-awutan yang diminyaki tertempel debu di sana-sini bersama bibir kemerahan dan gigi berangkat kehitaman karena menyirih dan merokok tiada henti menyajikan sesuai yang khas. Kaki ku terus manapak memasuki bangunan terminal yang lantainya telah berlubang-lubang dan tanpa dinding sekat sehingga debu dan angin leluasa berseliweran. Senyum tak lepas dari bibir ku menyikapi tawaran para calo sambil kepala ku terus menggeleng memberikan penolakan halus terhadap tawaran mereka hingga kaki ku menapak masuk angkot terdepan yang telah siap berangkat sekaligus mengakhiri kerubungan para calo yang beralih mencari mangsa lain. Angkot yang ku tumpangi lalu berputar ke kanan keluar dari terminal menapaki jalan berlubang dan berdebu menggapai jalan Timor Raya yang beraspal bagus. Dentuman musik rock terus bergetar dari speaker di langit-langit dan kolong tempat duduk angkot. Aku akhirnya harus memaksa diri untuk terbiasa dengan hingar bingar tersebut, karena itulah kebiasaan angkot di Kota Kupang - yang didukung oleh perilaku penumpangnya juga. Dulu saat masih pelajar SMA dan Mahasiwa di kota tersebut, rasanya tidak afdol jika tidak menumpang angkot yang musiknya paling keras dengan dentuman bass yang kalo bisa telah terdengar 100 meter jauhnya dengan hiasan warna warni. Makin keras raungan musik dan makin ramai hiasan suatu angkot akan membuat angkot tersebut laris, jadi rebutan dan buah bibir. Kebiasaan ini belum berubah, walau polisi setempat telah sering melakukan razia.

Lanscape sepanjang jalan yang ku lalui belum banyak berubah yang didominasi warna kecoklatan karena musim kemarau. rumput, debu hingga rumah dan bangunan sepanjang jalan serasa berbalut coklat juga karena debu. Semuanya seperti merangas karena kemarau panjang yang telah menjadi bagian dari Kota Kupang dan Pulau Timor. Keringat yang melelehi badan terasa bercampur debu-debu halus membuat tubuh ku juga seperti merangas bersama kehidupan dan bumi di luar angkot. Saat angkot menyusuri jalan Tuapukan, mata ku tak lepas mengintip kemiskinan nyata dari jejeren rumah para pengunsi yang mulai reot dan renta. Atap daun, dinding dan juga lantai tanah itu telah menua dan merangas karena kekeringan dan juga kemiskinan. Kehadiran para pengungsi itu makin melengkapi kemiskinan penduduk setempat yang telah berjalan tahun berganti tahun.

Keriuhan perempatan Oesao masih seperti dulu. Pasar tumpah sepanjang jalan hingga ke perempatan menghasilkan campuran hiruk pikuk dan bau khas pasar yang harus diterima dan dijalani oleh para pembeli, penjual, pelintas hingga penduduk sekitar. Sedikit perubahan yang terjadi adalah jalan yang dilalui telah diperbagus sehingga tidak lagi berlubang dan berlumpur seperti dulu. Panas menyengat terasa menampar-nampar tubuh ku saat kaki ku melangkah turun dari angkot. Dentuman musik angkot terasa membekas di belakang telinga ku seiring dengan masuknya keriuhan perempatan. Kaki ku menghampiri salah satu pengojek yang stanby di atas motornya sambil merokok. Saat ku sebut tempat tujuan, dia bertanya rumah siapa? saat ku sebut nama adik perempuan ku dan nama suaminya, mengalirlah obrolan akrab antara si pengojek dan saya. Karena dia cukup mengenal keluarga adik perempuan ku - hingga kami tiba di tempat tujuan. Kesejukan terasa mengalir dari rimbunan pepohonan dan bunga-bungaan yang mengelilingi rumah adik ku dalm sambutan keponakan kembar perempuan ku. Mereka berebut mengambil alih ransel yang membebani punggung ku. Kedua tangan ku merangkul pinggul keduanya di samping kiri dan kanan. Tak terasa mereka telah tumbuh menjadi 2 gadis cantik yang tidak lagi bisa ku gendong dan kelonin seperti saat mereka kecil dulu. Ibu dan ayah mereka ternyata sedang di tempat hajatan keluarga, sehingga Inda dan Intan demikian nama kedua keponakan kembar ku - yang lalu sibuk menyiapkan minuman dan makan siang untuk ku, sambil ngobrol antara teras belakang tempat aku duduk dengan ruang tengah dan dapur tempat mereka berdua menyiapkan makan siang. Berselang beberapa menit kemudian, aku beralih ke teras depan menikmati hamparan sawah yang membentang di seberang jalan depan rumah, menikmati sepoi-sepoi angin sejuk tanpa terasa mata ku terpejam dengan kaki yang berselonjor di atas sofa.

JELAJAH INDONESIA. Pulau Rote & Ndana: Menjejaki Negeri Para Leluhur

1 perahu dari Pelabuhan Oeseli, Pulau Rote  Akhirnya, perahu nelayan milik Pak Ardin membawa kami mendekati tepi pantai Pulau Ndana. Tep...