Tulisan Pertama : RISET KOTA-KOTA YANG AKAN DIKUNJUNGI
Sejak kecil saya sangat suka pelajaran sejarah, terutama sejarah kerajaan-kerajaan di berbagai belahan dunia, Indonesia tentunya merupakan bagian dari kesukaan tersebut. Sebutlah Kerajaan Samudera Pasai, Sriwijaya, Majapahit dan seterusnya. Kesukaan tersebut berkembang juga ke arsitektur bangunan candi, gereja, katedral, masjid, istana dan lainya yang dibangun bersama perjalanan kerajaan-kerajaan tersebut. Kesukaan tersebut terus berkembang menjadi obsesi untuk melihat langsung berbagai arsitektur bangunan yang diwariskan dalam perjalanan sejarah. Obsesi tersebut semakin kuat saat telah bekerja dan memiliki duit sendiri untuk nonton film ataupun membeli dan membaca berbagai buku berbentuk novel yang memiliki setting sejarah.
Pada tahun 2011 saya berkesempatan berkunjung ke Italia pada bulan Juni dan Spanyol pada bulan Oktober untuk urusan pekerjaan. Oleh karena aturan kantor memungkinkan untuk memperpanjang waktu kunjungan dengan biaya sendiri, maka saya memutuskan mengambil cuti dan memperpanjang waktu kunjungan saya di Roma, Sevilla, Granada dan Madrid. Perjalanan tersebut membuat saya jatuh cinta pada kota-kota Eropa yang memiliki sejumlah warisan bersejarah yang masih sangat terpelihara dengan baik. Kondisi yang sangat bertolak belakang dengan Indonesia - yang cenderung menghancurkan dan mengganti bangunan-bangunan bersejarah dengan perkantoran, pusat perbelanjaan maupun perumahan.
Sejak kunjungan ke Italia dan Spanyol tersebut, saya semakin terobsesi untuk mengunjungi kota-kota lain di Eropa. Rencana kunjungan pun tersusun di kepala. Namun, tentunya dana harus tersedia cukup karena saya merencanakan untuk mengunjungi sebanyak mungkin kota dan tempat saat mendapatkan cuti kantor. Untuk itu, selain menabung setiap bulan, saya mulai melakukan riset terhadap kota-kota di Eropa yang akan saya kunjungi. Pertanyaannya kemudian, mengapa kota yang dikunjungi? mengapa bukan desa atau pantai atau wilayah-wilayah pegunungan yang sangat disukai oleh pelancong lainnya. Saya lebih suka mengunjuni kota-kota Eropa dengan pertimbangan facilitas transportasi dan penginapan yang mudah diakses dan digunakan serta kebanyakan warisan bangunan seperti katedral, puri, benteng dan istana terletak di kota-kota Eropa saat ini. Sebutlah misalnya Colosseum di Roma yang merupakan tempat pertandingan Gladiator pada masanya - terletak di kota. Demikian juga seperti Roman Forum, Air Mancur Trevi - semuanya terletak di Kota Roma. Akses ke tempat-tempat wisata tersebut juga sangat mudah menggunakan bus ataupun kereta (Metro) - tentunya dengan harga murah untuk ukuran Eropa, namun mahal untuk ukuran Indonesia.
Karena ingin mengunjungi Eropa lagi, terutama kota-kota di wilayah Eropa Barat, maka saya mulai menabung sejak tahun 2012. Saya juga melakukan riset online terhadap obyek-obyek wisata, sarana transportasi udara, darat dan laut, cara menggunakan alat-alat transportasi tersebut, rute dan waktu tempuh dari hotel ke tempat-tempat wisata, fasilitas pendukung lain yang untuk tujuan tersebut. Iklim dan perubahannya di kota-kota yang akan dikunjungi juga saya pelajari dari informasi online. Semuanya saya lakukan dalam waktu 4 bulan karena saya cicil di akhir pekan atau malam hari. Kadang riset malam hari di rumah saya lakukan hingga subuh, apalagi saat menemukan informasi menarik yang memiliki tautan (link) ke berbagai website lain. Informasi tersebut langsung saya cari dan pelajari sehingga tidak hilang karena lupa di esok hari. Namun, kadang kala fisik tidak mendukung untuk meneruskan pencarian informasi di tautan yang diperoleh. Untuk itu, tautan tersebut saya catat dan mulai akses pada riset hari berikutnya. Dari riset obyek-obyek wisata dan fasilitas pendukung untuk turis di berbagai kota di Eropa Barat, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi London (Inggris), Paris (Perancis), Jungfrau (Swiss), Roma, Pisa dan Venice (Italia) dan Vatikan serta Amsterdam (Belanda) dan Madrid, Cordoba serta Barcelona (Spanyol). Selain mempelajari informasi yang tersedia di web kota-kota atau obyek-obyek wisata di kota-kota tersebut, saya juga mempelajari informasi yang tersedia di wikipedia yang cukup lengkap. Saya juga mengunduh berbagai aplikasi perjalanan berbayar maupun gratis yang tersedia di Aple - termasuk peta-peta digital untuk mulai memperhitungkan jarak dan kebutuhan waktu di setiap kota yang akan dikunjungi.
Dalam pelaksanaannya ternyata saya melancong ke 18 kota di 8 negara alias lebih banyak dari rencana. Kota dan negara yang saya kunjungi pada Bulan Agustus sampai dengan September 2013 tersebut terdiri dari London (Inggris), Paris (Perancis), Jungfrau, Interlaken dan Wilderswil (Swiss), Pisa, Florence, Roma dan Venice (Italia) serta Vatikan, lalu Munich dan Boppard (Jerman), Schaans, Vollendam dan Amsterdam (Belanda), Barcelona, Madrid dan Cordoba (Spanyol).
Setelah memtuskan tempat-tempat wisata di kota-kota yang akan saya kunjungi, saya melakukan analisis cara mengunjungi kota-kota tersebut dan memperhitungkan kebutuhan biaya yang terdiri dari transportasi, akomodasi, konsumsi, tiket masuk, souvenirs dan oleh-oleh. Oleh-oleh merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia. Karena itu, jika mengunjungi suatu tempat tanpa membawa oleh-oleh untuk orang-orang terdekat, suatu perjalanan terasa tak bermakna.
BERSAMBUNG
Aku, Sang Penjelajah#Langit itu ayahku#Bumi itu ibuku#Gunung-gunung itu kakaku#Lautan samudera itu adikku#Sungai ngarai itu sodaraku#Padang-padang itu sodariku#Hutan rimba belukar itu temanku#Tebing-tebing itu sobatku#Bintang-gemintang itu kekasihku#Mentari pagi itu pujaanku#Surya senja itu cintaku##Aku, Sang Penjelajah#Perjalanan itu ibadah#Berkelana itu doa#Mengasoh itu kidung##Aku, Sang Penjelajah#Tak terikat waktu#Tak terkurung ruang#Tak terpaku tempat##Aku, Sang Penjelajah#Akan ku daki..
Kamis, 14 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
JELAJAH INDONESIA. Pulau Rote & Ndana: Menjejaki Negeri Para Leluhur
1 perahu dari Pelabuhan Oeseli, Pulau Rote Akhirnya, perahu nelayan milik Pak Ardin membawa kami mendekati tepi pantai Pulau Ndana. Tep...
-
Ini juga posting JADUL tahun 2007. Saat bongkar-bongkar blog baru ketahuan kalo posting ini belum dipublikasikan pada tahun 2007... lama am...
-
Saya menulis esai ini pada 12 September 2005 yang dipublikasikan salah satu milis lingkungan Indonesia. Tulisan ini saya temukan kembali mel...
-
Kemah Tabor di Mataloko Saya memilih sarapan roti lapis telur dadar bersama kopi Bajawa. Yudi dan Mako memilih nasi goreng bersama kopi...
waaah pak nice info sekali terimakasih segala infonya, saya juga menyusul akan liburan kesana menggunakan agen travel wisata fiesta indonesia jakarta www.facebook.com/fiestaindonesia/
BalasHapusterima kasih mas telah mampir :). semoga berguna. Selamat atas rencana perjalanannya..
BalasHapus