|
At the Peak - Hk |
Setelah sekitar 3 jam, akhirnya pesawat SQ yang saya tumpangi
melayang-layang di langit kota Hongkong. Pulau-pulau kecil yang bertebaran dikelilingi lautan biru dan ombak putih membuih serta tebing-tebing dan perbukitan hijau berpadu dengan jejeran gedung-gedung pencakar langit sangat indah dipandang. Airport Hongkong terletak di pingir pantai yang sepertinya direklamasi khusus untuk itu. Setelah melayang-layang beberapa menit disekitar airport menunggu izin landing, akhirnya pesawat yang saya tumpangi mendarat mulus di kota Bruce Lee dan Jacky Chan tersebut. Penumpang keluar dengan tertib dan berjalan ke area imigrasi bagi non penduduk Hongkong dan Macau. Kounter petugas imigrasi yang tersedia sangat banyak sehingga memudahkan dan mempercepat proses pemeriksaan imigrasi sekaligus mencegah bertumpuknya pengunjung di antrian. Para petugas siap sedia di sekitar antrean, sehingga saat terlihat antrean mulai memanjang, petugas membuka pagar pembatas, lalu mengarahkan sebagian antrean ke konter lain.
|
Airport station |
Keluar dari area imigrasi, para penumpang langsung ke areapengambilan bagasi untuk mengambil bagasi masing-masing yang ternyata telah tiba juga sehingga tidak diperlukan waktu tunggu di area bagasi. Keluar dari area bagasi, saya langsung menuju ke konter tiket MTR yang berada di area airport. Saat itu sedang ada diskon bagi kereta airport-kota PP, sehingga saya hanya perlu membayar 100 dolar HK. Setelah mengantongi tiket kereta, saya lalu beranjak ke area tunggu yang tidak jauh dari konter penjualan tiket. Kereta tersedia setiap 2 menit, sehingga penumpang tidak perlu menunggu lama dan ngantri berpanjang-panjang seperti ngantri taxi di airport Soekarno Hatta. Jam telah menunjukan pukul 6.15 saat kaki ku menapak ke dalam gerbong kereta full AC. Kereta menyediakan akses WIFI terbatas sehingga saya dapat berselancar dalam perjalanan airport ke Central Station. Keretanya sangat bersih dan juga menyediakan TV sehingga penumpang dapat menikmati perjalanan menuju Central Station guna berganti kereta ataupun alat transportasi lain ke tujuan masing-masing. Sepertinya sinar matahari musim panas di Kota ini sama seperti yang saya alami di Roma - Italia, yakni lebih lama dibandingkan lamanya sinar matahari di Jakarta. Saat jam tangan ku menunjukan angka 7, matahari masih bersinar di Hongkong...beda khan ama Jakarta??!!! he he he
|
Central station |
Central Station merupakan station transit bagi hampir semua kereta, baik yang khusus melayani penumpang airport PP ataupun kereta tujuan lainnya - seperti stasion Manggarai ato Gambir di Jakarta gitu d.. tapi dengan fasilitas yang jauh beda bagaikan bumi dengan langit... he he he.... stasiun ini sangat besar, padat dan sibuk dengan lalu lalangnya para penumpang dari berbagai tempat dan menuju ke berbagai tujuan. Namun tidak terlihat antrian yang mengular karena ketersediaan kereta yang sangat memadai dalam interval waktu yang sangat singkat, sekitar 1 - 2 menit doang, sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di stasion. Tiket yang digunakan adalah tiket elektronik sehingga tidak diperlukan petugas khusus pemeriksa tiket di dalam kereta dan juga ti pintu-pintu masuk. Karena penumpang tanpa tiket tidak bisa melewati pintu-pintu masuk-keluar stasion yang hanya dapat diakses menggunakan tiket elektronik tersebut. Di tempat2 tunggu, terpampang dengan jelas rute perjalanan kereta dari stasion keberangkatan ke stasion akhir, termasuk stasion transit bagi penumpang yang akan transit ke tempat tujuan yang tidak dilewati kereta yang akan ditumpangi. Pada hari kedua, saya mencoba transit di beberapa stasion untuk mengetahui keefektifan pengaturannya, dan ternyata harus diacungin dua jempol tuh :)... pokoknya luar biasa d sistem transportasi kereta di Hongkong... ternyata masing-masing stasion memiliki disain motif dan warna-warni cat yang berbeda. Karena penasara, saya akhirnya naik turun di hampir semua stasion hanya untuk pengambilan foto di stasiun-stasiun tersebut.
Guna memudahkan pergerakan ku selama di Hongkong, maka saya membeli kartu Octopus - sebagaimana disarankan seorang teman dan juga dari informasi yang tersedia di website
http://www.discoverhongkong.com/. Kartu Octopus tersebut multi fungsi karena dapat digunakan sebagai tiket elektronik di kereta, bus, trem dan juga toko-toko tertentu, terutama di jaringan 7 Eleven yang berjejer di Hongkong bagaikan warung kelontong di Jakarta :). Saya hanya perlu melakukan isi ulang di konter-konter elektronik isi ulang yang tersedia di semua stasiun kereta di Hongkong, seperti isi ulang pulsa telpon di Jakarta he he he... Di stasiun yang sama, juga dapat dilakukan pengecekan sisa kredit yang tersedia dalam kartu Octopus tersebut. Hanya perjalanan kereta ke dua tempat yang tidak dapat menggunakan kartu Octopus tersebut, yakni PP airport dan ke tempat wisata Disneyland yang menggunakan tiket khusus.
|
2 minutes walk to the hotel |
Hongkong terbagi ke dalam 3 bagian besar, yakni Kowloon, Hongkong Island dan Lantau Island. Ketiganya dapat diakses menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk kereta yang disebut MTR. Karena kuatir dengan kualitas hotel2 lokal (budget hotel), maka saya memilih menginap di Hotel Ibis Hongkong di North Point (terletak di Hongkong Island) yang tentunya memiliki standar internasional karena merupakan group ACCOR. Walau terletak jauh dari tempat2 utama Hongkong, namun sangat mudah diakses menggunakan MTR. Hotel tersebut hanya terletak sekitar 10 meter dari stasion MTR North Point yang memudahkan saya berkeliling ke berbagai tempat di Hongkong sejak waktu sarapan jam 7 pagi hingga balik lagi ke hotel di tengah malam karena MTR tersedia sejak jam 4subuh hingga 1 subuh hari berikutnya :).
Di sekitar hotel juga bertebaran resto dan warung yang memudahkan saya untuk sarapan dan makan malam. Bagi para turis, pihak resto menyediakan menu dalam bahasa Inggris - yang harus diminta, karena tidak disediakan di meja resto. Menu yang tersedia di meja adalah dalam huruf China saja :). just simply asking for menu in English. Para pelayan juga sangat ramah dan penuh senyum. Satu lagi catatan tentang resto di Hongkong adalah porsi makanan yang disediakan sangat banyak.. untuk ukuran makan ku, porsi tersebut harusnya diperuntukan bagi 2 orang... dari pengalaman ku, makanan dengan porsi besar seperti yang saya peroleh tergolong murah. Hanya minuman di Hongkong yang tergolong mahal. Contoh air mineral dalam ukuran yang hampir sama dengan ukuran air mineral di Jakarta, harganya 3 kali lipat harga air mineral kemasan di Jakarta.
oke, koma di sini dulu yach...ntar lanjut lagi ke bagian 3: Hongkong : welcome for tourists
to be continue ......